”
Pengikikis baiat dan ilmu adalah sebab baiat dan ilmu yang
berkurang barokahnya, sedikit demi sedikit, hingga bisa hilang di sisi allah
swt, na udlubillah hi mindzalik
1.
tidak mengamalkan ilmu dan meninggalkan ilmu tersebut, maka otomatis baiat
batal, di akerat tidak bisa saling menuntut, kepada yang mengajarkan ilmu
tersebut.
Wahai
orang-orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan.
Sungguh besar kemurkaan di sisi Allah kerana kalian mengatakan apa-apa yang
tidak kalian kerjakan.” (QS Ash Shaff: 2~3)
Di
dalam sahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan hadis Usamah bin Zaid RA:
“Aku
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari kiamat nanti akan ada
seseorang yang didatangkan, kemudian dilemparkan ke dalam neraka. Isi perutnya
terburai, sehingga ia berputar-putar sebagaimana berputarnya keldai yang
menggerakkan penggilingan. Penghuni neraka pun berkumpul mengerumuninya. Mereka
bertanya: ‘Wahai fulan, apakah yang terjadi pada dirimu? Bukankah dahulu engkau
memerintahkan kami untuk berbuat kebaikan dan melarang kami dari kemungkaran?’.
Dia menjawab: ‘Dahulu aku memerintahkan kalian berbuat baik akan tetapi aku
tidak mengerjakannya. Dan aku melarang kemungkaran sedangkan aku sendiri
melakukannya’.
2.
Tidak hormat dan
takziem sama guru-nya, menggunjing dan memfitnahnya
Untuk
yang kedua ini, umumnya ALLAH SWT, membalas di dunia, sebelum di akerat, yaitu
pada saat sakaratul maut, sang murid akan, kesulitan sakaratul mautnya, kecuali
telah bertaubat dan minta maaf kepada gurunya, karena jangankan sama Guru, sama
sesame muslim saja, harus saling menutup aib, dan kekurangan, apalagi Guru yang
mengajarkanya, maka wajib takzeim dan menghormatinya, serta tidak menggunjing
kekurangan dan aibnya.